selamat datang di blog saya

Minggu, 23 Desember 2012

ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN


Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu dapat memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah dimana ilmuwan mempelajari gejala-gejala alam melalui observasi, eksperimentasi dan analisis yang rasional. Para ilmuan menggunakan sikap-sikap tertentu.berikut adalah Sikap-sikap ilmiah tersebut antara lain:
1. Jujur
Seorang ilmuwan wajib melaporakan hasil pengamatan secara objektif. Dalam kehidupan sehari-hari mungkin saja ia tidak jujur dari manusia lain, akan tetapi dalam meneliti suatu hal seorang ilmuan harus jujur dalam segala hal, termasuk melaporkan hasil penelitiannya.
2. Kreatif
Seorang ilmuwan dalam mengembangkan ilmunya harus selalu berfikiran kreatif agar terlihat lebih menarik.
3. Terbuka
Seorang ilmuwan harus memiliki pandangan luas, terbuka dan bebas. Seorang ilmuan tidak akan meremehkan suatu gagasan baru. dia akan menghargai setiap gagasan baru dan mengujinya sebelum menerima atau menolaknya.
4. Optimis
Seorang ilmuwan haruslah selalu berpengharapan baik. Dia tidak akan berkata bahwa sesuatu itu tidak dapat dikerjakan, tetapi akan mengatakan “ Berikan saya kesempatan untuk memikirkan dan mencoba mengerjakannya “.

Teknologi
Teknologi adalah satu konsep yang luas dan mempunyai lebih daripada satu takrifan. Takrifan yang pertama ialah pembangunan dan penggunaan alat, mesin, bahan dan proses untuk menyelesaikan masalah manusia.
Takrifan teknologi yang digunakan dipakai di sekolah-sekolah dan institusi-insitusi pengajian tinggi di Malaysia, ialah aplikasi pengetahuan sains yang memanfaatkan serta menyelesaikan masalah manusia yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.



Ciri-ciri fenomena teknik pada masyarakat : 
Berikut ini adalah Ciri-Ciri Fenomena teknik yang terjadi pada masyarakat:
1. Universalisme. artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
2.   Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi da rumusan dilaksanakan secara otomatis. demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
3.    Artifisialitas, artiya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
4.  Rasionalitas, artinya tidakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
5.     Monisme artiya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung

Ciri-ciri teknologi barat  
Berikut ini Ciri – ciri teknologi barat adalah sebagai berikut :
1.      Selalu berpikir bahwa barat adalah pusat dari segala teknologi
2.      Bersifat Intensif pada semua kegiatan manusia
3.      Cenderung bergantung pada sifat ketergantungan

Pengertian ilmu pengetahuan,teknologi dan nilai
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Sedangkan Teknologi adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan diperhitungkan sebelumnya. Nilai adalah sesuatu yang sangat berharga, bermutu, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan suatu manusia.

Kemiskinan
Pengertian kemiskinan:
Kemiskinan biasanya dikatakan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Atau bisa dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. 
Ciri-ciri manusia yang hidup di bawah garis kemiskinan:
Mereka yang hidupnya dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas.
2.      Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
3.      Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan, dll.
4.      Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
5.   Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha.

Fungsi kemiskinan
Berikut ini Fungsi kemiskinan adalah sebagai berikut:
1.  Kemiskinan berfungsi untuk jadi tumbal pembangunan. Supaya tidak menganggu ketertiban dan keindahan kota, pedagang kakilima bila mengganggu lalulintas ditertibkan ditangkap, dagangannya diambil, dan kerugiannnya tidak diganti.
2. Kemiskinan berfungsi menyediakan lapangan kerja. Karena ada orang miskin, lahirlah pekerjaan tukang kredit, aktivis-aktivis LSM yang menyalurkan dana dari badan-badan internasional, dan yang pasti berbagai kegiatan yang dikelola oleh departemen sosial. Tidak ada komoditas yang paling laku dijual oleh Negara Dunia Ketiga di pasar internasional selain kemiskinan.
3.   Kemiskinan berfungsi juga memperpanjang nilai-guna barang atau jasa. Baju bekas yang tak layak pakai dapat dijual (diinfakkan) kepada orang miskin
4. Kemiskinan berfungsi mensubsidi berbagai kegiatan ekonomi yang menguntungkan orang-orang kaya. Pegawai-pegawai kecil, karena dibayar murah, mengurangi biaya produksi dan akibatnya melipatgandakan keuntungan. Petani tidak boleh menaikkan harga beras mereka untuk mensubsidi orang-orang kota.



Agama dan masyarakat
Fungsi Agama dalam Masyarakat
Fungsi agama dalam masyarakat ada tiga aspek penting yang selalu dipelajari, yaitu kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian.
kebudayaan pengertiannya adalah, bahwa kebudayaan itu berwujud suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sistem sosial yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain, setiap saat mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan, bersifat kongkret terjadi di sekeliling.
Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka normanya pun dikukuhkan dengan sanksi-sanksi sakral. Dalam setiap masyarakat sanksi sakral mempunyai kekuatan memaksa istimewa, karena ganjaran dan hukumannya bersifat duniawi dan supramanusiawi dan ukhrowi.
Fungsi agama di bidang sosial adalah fungsi penentu, di mana agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik di antara anggota-anggota beberapa mayarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka.
Fungsi agama sebagai sosialisasi individu ialah individu, pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan umum untuk (mengarahkan) aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Orang tua di mana pun tidak mengabaikan upaya “moralisasi” anak-anaknya, seperti pendidikan agama mengajarkan bahwa hidup adalah untuk memperoleh keselamatan sebagai tujuan utamanya. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan tersebut harus beribadat dengan kontinyu dan teratur, membaca kitab suci dan berdoa setiap hari, menghormati dan mencintai orang tua, bekerja keras, hidup secara sederhana, menahan diri dari tingkah laku yang tidak jujur, tidak berbuat yang senonoh dan mengacau, tidak minum-minuman keras, tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang, dan tidak berjudi. Maka perkembangan sosialnya terarah secara pasti serta konsisten dengan suara hatinya.


Dimensi Komitmen Agama.
Berikut adalah dimensi dimensi komitmen agama adalah sebagai berikut:
1.  Dimensi keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaran ajaran-ajaran agama.
2.  Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan, bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.
3. Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata. Ini menyangkut, pertama, ritual, yaitu berkaitan dengan seperangkat upacara keagamaan, perbuatan religius formal, dan perbuatan mulia. Kedua, berbakti tidak bersifat formal dan tidak bersifat publik serta relatif spontan.
4. Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra pribadinya.
5.  Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yang benar-benar religius pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif tentang realitas tertinggi, mampu berhubungan, meskipun singkat, dengan suatu perantara yang supernatural.

Hubungan Agama dengan Masyarakat
Telah kita ketahui Indonesia memiliki banyak sekali budaya dan adat istiadat yang juga berhubungan dengan masyarakat dan agama. Dari berbagai budaya yang ada di Indonesia dapat dikaitkan hubungannya dengan agama dan masyarakat dalam melestraikan budaya.Sebagai contoh budaya Ngaben yang merupakan upacara kematian bagi umat hindu Bali yang sampai sekarang masih terjaga kelestariannya. Hal ini membuktikan bahwa agama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan budaya sebagai patokan utama dari masyarakat untuk selalu menjalankan perintah agama dan melestarikan kebudayaannya.
Selain itu ada juga hubungan lainnya, yaitu menjaga tatanan kehidupan. Maksudnya hubungan agama dalam kehidupan jika dipadukan dengan budaya dan masyarakat akan membentuk kehidupan yang harmonis, karena ketiganya mempunyai keterkaitan yang erat satu sama lain. Namun sekarang ini agamanya hanyalah sebagi symbol seseorang saja. Dalam artian seseorang hanya memeluk agama, namun tidak menjalankan segala perintah agama tersebut. Dan di Indonesia mulai banyak kepercayaan-kepercayaan baru yang datang dan mulai mengajak/mendoktrin masyarakat Indonesia agar memeluk agama tersebut. Dari banyaknya kepercayaan-kepercayaan baru yang ada di Indonesia, diharapkan pemerintah mampu menanggulangi masalah tersebut agar masyarakat tidak tersesaat di jalannya. Dan di harapkan masyarakat Indonesia dapat hidup harmonis, tentram, dan damai antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya.

Tipe-Tipe Kaitan Agama dalam Masyarakat
Berikut ini Tipe-Tipe kaitan Agama dalam masyarakat:
A. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral.
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyrakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya :
1.      Agama memasukkan pengaruhnya yang sacral ke dalam system nilai masyarakat secra mutlak.
2.      Dalam keadaan lain selain keluarga relatif belum berkembang, agama jelas menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara keseluruhan

B. Masyarakat praindustri yang sedang berkembang.
Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi darpada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada system nilai dalam tiap mayarakat ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sacral dan yang sekular itu sedikit-banyaknya masih dapat dibedakan.


Pelembagaan Agama
Pelembagaan agama adalah suatu tempat atau lembaga untuk membimbing, membina dan mengayomi suatu kaum yang menganut agama.
Pelembagaan Agama di Indonesia yang mengurusi agamanya:
1. Islam : MUI
MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 juli 1975 di Jakarta, Indonesia.

2.Kristen : Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI)
PGI (dulu disebut Dewan Gereja-gereja di Indonesia – DGI) didirikan pada 25 Mei 1950 di Jakarta sebagai perwujudan dari kerinduan umat Kristen di Indonesia untuk mempersatukan kembali Gereja sebagai Tubuh Kristus yang terpecah-pecah. Karena itu, PGI menyatakan bahwa tujuan pembentukannya adalah “mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.”

3.Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI atau Kawali) adalah organisasi Gereja Katolik yang beranggotakan para Uskup di Indonesia dan bertujuan menggalang persatuan dan kerja sama dalam tugas pastoral memimpin umat Katolik Indonesia. Masing-masing Uskup adalah otonom dan KWI tidak berada di atas maupun membawahi para Uskup dan KWI tidak mempunyai cabang di daerah. Keuskupan bukanlah KWI daerah. Yang menjadi anggota KWI adalah para Uskup di Indonesia yang masih aktif, tidak termasuk yang sudah pensiun. KWI bekerja melalui komisi-komisi yang diketuai oleh Uskup-Uskup. Pada 2006 anggota KWI berjumlah 36 orang, sesuai dengan jumlah keuskupan di Indonesia (35 keuskupan) ditambah seorang uskup dari Ambon (Ambon memiliki 2 uskup)

4. Hindu : persada
Parisada Hindu Dharma Indonesia ( Parisada ) ialah: Majelis tertinggi umat Hindu Indonesia.

5. Budha : MBI
Majelis Buddhayana Indonesia adalah majelis umat Buddha di Indonesia. Majelis ini didirikan oleh Bhante Ashin Jinarakkhita pada hari Asadha 2499 BE tanggal 4 Juli 1955 di Semarang, tepatnya di Wihara Buddha Gaya, Watugong, Ungaran, Jawa Tengah, dengan nama Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI) dan diketuai oleh Maha Upasaka Madhyantika S. Mangunkawatja.

6. Konghucu : MATAKIN
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (disingkat MATAKIN) adalah sebuah organisasi yang mengatur perkembangan agama Khonghucu di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1955.
Keberadaan umat beragama Khonghucu beserta lembaga-lembaga keagamaannya di Nusantara atau Indonesia ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, bersamaan dengan kedatangan perantau atau pedagang-pedagang Tionghoa ke tanah air kita ini. Mengingat sejak zaman Sam Kok yang berlangsung sekitar abad ke-3 Masehi, Agama Khonghucu telah menjadi salah satu di antara Tiga Agama Besar di China waktu itu; lebih-lebih sejak zaman dinasti Han, atau tepatnya tahun 136 sebelum Masehi telah dijadikan Agama Negara .

Konflik Yang Ada Dalam Agama
Dalam perjalannya sejarah, sejak kepercayaan animisme dan dinamisme sampai monotheisme menjadi agama yang paling banyak dianut di muka bumi ini agama hampir selalu menciptakan perpecahan. Sebagai contoh, dalam agama India, khususnya Hindu-Budha, agama yang dibawa Sidharta Gautama ini merupakan rekasi dari ekses negative yang di bawa oleh agama Hindu. Walaupun agama Budha disebarkan dengan damai namun dapat dengan jelas terlihat bahwa masalah pembagian kasta dalam bingkai caturvarna menjadi masalah utama. Pada awalnya memang pembagian kasta ini merupakan spesialisasi pekerjaan, ada yang menjadi pemimpin agama, penguasa dan prajurit, dan rakyat biasa. Namun, dalam perjalannya terjadi penghisapan terutama dari pemimpin agama, prajurit, dan penguasa terhadap rakyat jelata. Implementasi yang salah dari caturvarna inilah yang diprotes dengan halus oleh Budha yang pada awalnya tidak menyebut diri mereka sebagai agama, tetapi berfungsi menebarkan cinta kasih terhadap sesama mahluk hidup, bukan saja manusia, tetapi juga hewan, dan tumbuhan. Sebagai reaksi dari meluasnya pengaruh Budha, Otoritas Hindu kemudian mengadakan pembersihan terhadap pengaruh Budha ini. Namun demikian, karena ajaran Budha lebih bersifat egaliter, usaha otoritas hindu ini menemui jalan buntu, bahkan agama Bundha sendiri dapat berkembang jauh lebih pesat dari pada agama Hindu, dan mendapat banyak pemeluk di Negara Tiongkok di kemudian hari.


Berikut ini adalah berbagai konflik diantara agama-agama dipaparkan secara khusus:

1.      konflik antara Yahudi-Islam yang masih hangat dalam ingatan kita. Konflik ini berawal dari kepercayaan orang Yahudi akan tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka yang dipercayai terletak di daerah Israel, termasuk Yerusalem, sekarang. Pasca perbudakan Mesir, ketika orang Yahudi melakukan eksodus ke Mesir namun kemudian malah diperbudak sampai akhirnya diselamatkan oleh Musa, orang Yahudi kemudian kembali ke tanah mereka yang lama, yaitu Israel. Akan tetapi, pada saat itu orang Arab telah bermukim di daerah itu. Didasarkan atas kepercayaan itu, kemudian orang Yahudi mulai mengusir Orang Arab yang beragama Islam itu. Inilah sebenarnya yang menjadi akar konflik Israel dan Palestina dalam rangka memperebutkan Jerusalem. Konflik ini semakin panas ketika unsure politis mulai masuk.

2.      konflik Islam-Kristen. Konflik ini pada awalnya diilhami oleh kepercayaan bahwa Islam memandang Nasrani sebagai agama kafir karena mempercayai Yesus sebagai anak Allah, padahal dalam ajaran Islam Nabi Isa (Yesus) merupakan nabi biasa yang pamornya kalah dari nabi utama mereka Muhammad S.A.W. Konflik ini pada awalnya hanya pada tataran kepercayaan saja, namun ketika unsur politis, ekonomi, dan budaya masuk, maka konflik yang bermuara pada pecahnya Perang Salib selama beberapa abad menegaskan rivalitas Islam-Kristen sampai sekarang. Konflik itu sendiri muncul ketika Agama Kristen dan Islam mencapai puncak kejayaannya berusaha menunjukkan dominasinya. Ketika itu Islam yang berusaha meluaskan pengaruhnya ke Eropa, mendapat tantangan dari Nasrani yang terlebih dahulu ada dan telah mapan. Puncak pertempuran itu sebenarnya terjadi ketika perebutan Kota Suci Jerusalem yang akhirnya dimenangkan tentara salib. Sebagai balasan, Islam kemudian berhasil merebut Konstatinopel yang merupakan poros dagang Eropa-Asia pada saat itu.



Jumat, 23 November 2012

Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan


1. Masyarakat Perkotaan, Aspek-Aspek Positif dan Negatif.

A.     Pengertian Masyarakat
          Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian interaksi adalah antara individu-individu  yang berada dalam kelompok tersebut. Dan masyarakat sangatlah membutuhkan masyarakat satu dan masyarakat lainnya.

Menurut R. Linton masyarakat adalah:
Setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan berkerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berfikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan bats batas tertentu.
B. Syarat-Syarat Menjadi Masyarakat
Sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai suatu Masyarakat apabila memiliki:
1.      Pemikiran
2.      Perasaan
3.      .sistem dan aturan yang sama
4.      Merupakan satu kesatuan yang hidup bersama dalam rentan waktu yang relatif lama

C.     Pengertian Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan sering juga disebut (urban community). Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya dan ciri-ciri kehidupannya.


D.    Tipe-Tipe Masyarakat

Tipe-Tipe masyarakat terbagi menjadi 2 kelompom yaitu:

1.      Masyarakat Kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena adanya kepentingan dan kepercayaan terhadap sesuatu. Contohnya: kongsi perekonomian dan masyarakat yang masih mempercayai persembah kepada nenek moyang mereka dan sebagainya.

2.      Masyarakat Nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, Contohnya: gerombolan, suku, kelompok dan sebagainya.

E.     Ciri-Ciri Masyarakat Perkotaan

Ada beberapa ciri ciri yang sangat menonjol pada masyarakat yaitu:

1.      Pembagian yang waktu  sangat teliti karena untuk dapat mengejar atau memenuhi kebutuhan masing-masing individu.
2.       Interaksi yang terjadi di masyarakat perkotaan lebih sering terjadi  berdasarkan faktor kepentingan bukan faktor pribadi.
3.      Perubahan sosial sangatlah nyata tampak di kota-kota, sebab kota biasanya sangat terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
4.      Kehidupan beragama di perkotaan lebih berkurang dibandingkan dengan masyarakat pedesaan, karena mereka sangat sibuk mengejar dan memenuhi kebutuhan individu.
5.      Masyarakat perkotaan biasanya hidup sendiri atau individual, beda dibandingkan masyarakat pedesaan yang membutuhkan anggota masyarakat lainnya.
6.      Pembagian waktu kerja warga-warga kota lebih tegas dan mempunyai batasan batasan yang nyata.

F.      Perbedaan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan

Masyarakat Perkotaan:

- Memiliki perilaku heterogen
- Berperilaku individualisme
- Birokasi fungsional dan nilai-nilai sekular
- Mobilitas sosial yang tinggi, sehingga dinamik
- perilaku yang berorientasi pada rasional dan fungsi

Masyarakat Pedesaan:

- memiliki perilaku homogen
- berperilaku kolektivitasme
- banyak ritual dan nilai-nilai saklar yang dianut
- isolasi sosial, sehingga statik
- perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status

G.    Hubungan Perkotaan dan Pedesaan

Masyarakat perkotaan dan pedesaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lainnya. Bahkan dalam keadaan yang biasa keduanya terdapat hubungan yang bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota sangat tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan wargannya akan bahan-bahan makanan seperti beras,daging,ikan dan sayur mayur.
Sementara itu kota juga menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang orang desa seperti alat, obat-obatan pembasmi hama pertanian,bahan-bahan pakaian, Dan lainnya. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa misalnya saja tenaga medis dan kesehatan, namun pekerjaan ini tidak dapat dilakukan seorang diri.

H.    Aspek Positif dan Aspek Negatif

1. Aspek positif interaksi perkotaan dan pedesaan:

A. Adanya guru dari kota yang menjadi penggerak pembangunan suatu desa
B. Pengetahuan penduduk desa bertambah karena adanya sistem teknologi
C. Meningkatkan hubungan sosial antara perkotaan dan pedesaan dengan adanya kemudahan sarana transportasi.

     2. Aspek negatif interaksi perkotaan dan pedesaan :

A. Muncul permasalahn baru banyaknya pengangguran,kejahatan,masalah pangan.
B. Daya tarik kota dalam berbagai bidang yang menyebabkan tenaga potensial didesa sangat kurang
C. Penetrasi kebudayaan kota ke desa yang kurang sesuai dengan tradisi budaya desa itu sendiri.


I.       Unsur-Unsur Perkotaan
Secara umum untuk dapat dikenal bahwa lingkungan perkotaan, memiliki 5 unsur yang meliputi:
1.      Wisma       : yang artinya untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya
2.      Karya        : yang artinya untuk penyediaan lapangan pekerjaan
3.      Marga        : yang artinya untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi
4.      Suka          : yang artinya untuk fasilitas hiburan,kesenian,rekreasi,kebudayaan
5.      Penyempurana : yang artinya untuk fasilitas keagamaan,perkuburan,pendidikan


J.       Fungsi External Kota

1.      Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas
2.      Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor :
A. Produksi barang dan jasa
B. Terminal dan distribusi barang dan jasa.
3.      Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global.
4.      Simpul komunikasi regional/global
5.      Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah tertentu


K.    Pengertian Desa

Yang dimaksud desa menurut Sutardjo Kartodikusuma adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Sedangkan menurut Paul H. Landis Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :

a) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
b) Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.


L.     Ciri-Ciri Masyarakat Pedesaan
1.      Memahami pergantian musim yang berkaitan dengan masa panen dan masa tanam
2.      Suka kemitraan dengan menganggap siapa saja sebagai saudara dan wajib dijamu bila berkunjung ke rumah
3.      Memiliki toleransi yang sangat tinggi dalam memaafkan dan memaklumi setiap kesalahan orang lain
4.      Memiliki pertimbangan dan perhitungan Relijius dalam setiap agenda kegiatan
5.      Menjunjung kebersamaan dalam bentuk gotong royong


M.   Macam-Macam Gotong-royong
Gotong royong adalah suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.Gotong royong itu sendiri sudah  menjadi dasar Filsafat bangsa Indonesia.
Contohnya seperti dari Gotong-royong :
1.Membersihkan lingkungan bersama.
2.Adanya sistem ronda untuk menjaga lingkungan.
3.Bahu membahu dalam pembangunan desa.


N.    Sifat dan Hakikat Masyarakat Pedesaan
Seperti dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencarian yang bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai  masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem. Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.

O.    Macam-Macam Gejala Masyarakat
Masyarakat pedesaan mengenal berbagai macam gejala sosial, yaitu:
1.      Kontraversi (Pertentangan) : pertentangan ini dapat disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan ,para ahli ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
2.      Kompetisi (Persiapan) : masyarakat pedesaan adalah manusia yang biasanya mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu persaingan ada yang positif dan negatif.
3.      Konflik (pertengkaran) : pertengkarang yang sering terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga  dan sering menjalar ke luar rumah tangga.

P.      Sistem Budaya Petani Indonesia
Sejarah perjuangan hidup umat manusia hanya akan bermuara pada dua latar belakang budaya, budaya petani (bertani, berternak dan menangkap ikan sebagai nelayan) dan budaya pedagang. Indonesia secara sadar mentransformasi budaya petani ke dalam budaya industri. Dan budaya itu pula yang menjiwai budaya industrinya. Apa dan bagaimana “budaya petani” dan “budaya pedagang” dapat tergambar dalam kisah sederhana.

Q.    Unsur-Unsur Desa
Desa mempunyai unsur unsur sebagai berikut:
1.      Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan,kepadatan,persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat
2.      Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam hal geografis
3.      Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.

R.     Fungsi-Fungsi Desa
Desa memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1.      Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
2.      Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan
3.      Desa sebagai hiterland dalam kata lain pemasok kebutuhan bagi kota
4.      Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota.



Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

A.    Perbedaan kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya. Dengan berpegang prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani. Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :

1.      Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
2.      Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
3.      Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
4.      Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain
5.      Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
6.      Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
7.      Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
8.      Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang


B.     Pengertian dari Diskriminasi dan Ethnosentrisme

Diskriminasi adalah perlakuan terhadap orang atau kelompok yang didasarkan pada golongan atau kategori tertentu. Sementara itu dalam pengertian lain diskriminasi dapat diartikan sebagai sebuah perlakuan terhadap individu secara berbeda dengan didasakan pada gender, ras, agama, umur, atau karakteristik yang lain.
Ethnosentrisme adalah anggapan suatu bangsa atau ras yang cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai suatu yang prima, riil, logis sesuai dengan kodrat alam dan beranggapan bahwa bangsa atau ras lain kurang baik dimata mereka.


C.     Pertentangan-Pertentangan Sosial dan Ketegangan Dalam masyarakat

Konflik mengandung pengertian bahwa tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasanya dibayangkan oleh orang lain dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar. Dalam hal ini terdapat 3 elemen dasar dari situasi konflik:
1.      Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan.
2.      Terdapat dua atau lebih bagian yang terlibat dalam konflik
3.    Memiliki perbedaan yang tajam dalam, kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan.

Konflik itu sendiri dapat terjadi pada lingkungan yang:
1.      Pada taraf masyarakat
2.      Pada taraf kelompok
3.      Pada taraf didalam diri sendiri

Berikut ini adalah cara pemecahan masalahnya:
1.      Elimination
2.      Subjugation atau Domination
3.      Majority Rule
4.      Minority Consent
5.      Compromise
6.      Integration


D.    Golongan-Golongan Yang Berbeda dan Integrasi Sosial

1.      Masyarakat Majemuk dan Nation Indonesia
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan nasional yang berwujud Negara Kesatuan Republik Indonesia. aspek dari kemasyarakatan adalah:
- Suku Bangsa san Kebudayaannya
- Agama
- Bahasa
- Nation Indonesia

2.      Integrasi
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdek ialah integrasi diantara masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan. mereka dapat hidup serasi berdampingan seperti yang tertulis pada Lambang Negara yaitu "Bhinneka Tunggal Ika", yang memiliki makna "berbeda-beda tetapi tetap merupakan kesatuan". 

3.      Integrasi Sosial
Diartikan adanya kerja sama dari seluruh anggota masyarakat mulai dari individu, keluarga, dan lembaga masyarakat secara keseluruhan. Ini akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di masyarakat sehingga tidak terjadi konflik, dominasi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan.

4.      Integrasi Nasional
merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah integrasi sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang dihadapi berbeda dan latar belakang sosio-kultural nation state berbeda pula, sehingga integrasi diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan. Beberapa permasalahan Integrasi Nasional:
- Perbedaan Ideologi
- Kondisi masyarakat yang majemuk
- Masalah territorial daerah yang berjarak cukup jauh
- Pertumbuhan partai politik

E.     Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasa secara nasional.